Hidup
punya sistematika, sebuah sistematika yang terstruktur. Dimana
sistematika kehidupan itu diletakkan pada posisi yang berurutan dalam
sebuah struktur yang mengantonginya. Ada bagian penting dan ada bagian
yang cukup penting, karena tidak ada sesuatupun dalam hidup ini yang
tidak penting. Dan penting atau cukup pentingnya sesuatu, tergantung
pada situasi dan kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dari Individu.
Dan selanjutnya, mari kita menuliskan "Sistematika Kehidupan" itu kedalam sebuah puisi:
SISTEMATIKA KEHIDUPAN
Desember telah basah karena hujan, dan diri kini termenung di sebuah pertigaan jalan dan menatap aspal yang basah, orang lalu-lalang, dan segelas kopi yang masih panas.
Hidup adalah kepentingan, karena setiap orang punya kepentingan. Termasuk diri ini, juga tidak terlepas dari kepentingan.
Tapi, dunia punya jutaan bahkan triliunan hal yang mampu membuat orang lupa akan diri sendiri, lalu terlepas menuju langit yang tak terjangkau oleh jari manusia.
Lalu, tertinggallah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu Sistematika Kehidupan.
Tapi, basahnya Desember ini, menghantarkan kesadaran yang dulu pernah direnggut oleh kesenangan mencumbu metafisis
Dan lukisan peta sistematika kehidupan itu mulai terlihat dari timbunan debu yang disiram oleh hujan di bulan Desember ini.
Disertai senyum manis dari seorang anak muda yang jungkir-balik karena pencarian atas peta miliknya itu.
Sekarang, ketika peta sudah ditemukan, maka rasio akan memulai tugasnya; membangun fasilitas yang menjadi sarana dalam penuntasan setiap bagian yang ada dalam permainan Tuhan ini.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa kita sebenarnya tidak bebas, kita melanglang-buana di dalam struktur yang diciptakan Tuhan.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Tuhan itu Ada...
Yogyakarta, Desember 2012
Dan selanjutnya, mari kita menuliskan "Sistematika Kehidupan" itu kedalam sebuah puisi:
SISTEMATIKA KEHIDUPAN
Desember telah basah karena hujan, dan diri kini termenung di sebuah pertigaan jalan dan menatap aspal yang basah, orang lalu-lalang, dan segelas kopi yang masih panas.
Hidup adalah kepentingan, karena setiap orang punya kepentingan. Termasuk diri ini, juga tidak terlepas dari kepentingan.
Tapi, dunia punya jutaan bahkan triliunan hal yang mampu membuat orang lupa akan diri sendiri, lalu terlepas menuju langit yang tak terjangkau oleh jari manusia.
Lalu, tertinggallah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu Sistematika Kehidupan.
Tapi, basahnya Desember ini, menghantarkan kesadaran yang dulu pernah direnggut oleh kesenangan mencumbu metafisis
Dan lukisan peta sistematika kehidupan itu mulai terlihat dari timbunan debu yang disiram oleh hujan di bulan Desember ini.
Disertai senyum manis dari seorang anak muda yang jungkir-balik karena pencarian atas peta miliknya itu.
Sekarang, ketika peta sudah ditemukan, maka rasio akan memulai tugasnya; membangun fasilitas yang menjadi sarana dalam penuntasan setiap bagian yang ada dalam permainan Tuhan ini.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa kita sebenarnya tidak bebas, kita melanglang-buana di dalam struktur yang diciptakan Tuhan.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Tuhan itu Ada...
Yogyakarta, Desember 2012