Kamis, 17 Januari 2019

Pancaran Dari Langit

Dari bawah sini, aku benar-benar melihat segalanya dengan harapan mendalam. Di dalam sini, pancaran sinar matahari membuatku merasa terbuang (padahal sedingin-dinginnya lubang yang tinggali ini, tidak lebih buruk dari tempat di mana tidak ada pancaran sama sekali).

Di bawah sini, semuanya terasa begitu aneh karena aku tidak menemukan kaidah-kaidah dari suasana hati yang selalu bernuansa luka.

Dari bawah sini, aku mulai memahami bahwa dengan menjadi diri sendiri hampir seisi dunia akan membelakangiku tanpa satu pun petunjuk yang bisa memberikan keterangan kepadaku terkait dengan apa yang bisa kuberikan.

Di bawah sini ketakutan menghantamku. Aku merasa purba.

Tolong, beritahu aku mekanismenya, Wahai Engkau yang maha adil dan bijaksana.
Aku pernah melewati yang terburuk, akan tetapi dunia tetap saja dengan bentuknya yang sama.

Apa artinya itu?

Mengapa?

Dengan logikaku yang sangat lain ini membuatku menuduh dunia seolah-olah ia adalah mata yang menginginkanku pergi sejauh mungkin,

Mataku sendiri,

Sedih,

Sedih,

Sedih,

Terkadang, aku lebih merasa berarti dengan merasa bahwa lebih banyak tempat di dunia ini yang tidak menginginkanku daripada sebaliknya,

Aku sudah sampai kepada titik mengapa diriku dilahirkan ketika mimpi datang dan membuat duduk kembali di meja pembicaraan,

Berhadapan dengan nasib,

Jalan keluar adalah satu-satunya jalan keluar.

Rabu, 16 Januari 2019

Memang

Seringkali kita merasa terlalu yakin, sehingga kita lalai untuk menyadari bahwa

tidak ada sesuatu yang tidak sementara.

Kalau kau tidak percaya, coba saja sendiri, Cantik.

Sulit memang untuk mengurai sesuatu yang sudah ditakdirkan melekat.

Anggaplah moral membuat kita berada di posisi yang selalu dapat dikoreksi,

Haruskah kita ikuti?

Tiap kali sebuah kalimat terhenti, tiap kali pula diriku dan dirimu berpikir untuk
berhenti, Cantik.

Akan kita apakan keindahan yang belum jadi ini?

Aku pun sebenarnya sudah terlalu sering kembali berada di titik di mana cinta benar-benar tidak bisa dimengerti.

Cinta yang tidak pernah terurai.

Cinta yang hanya bisa dibeli dengan cara mengunci harga diri,

***
Aku pun memikirkanmu berkali-kali,

Berkali-kali tanpa ada jalan bahkan hanya untuk mendengarkan apa kata logika.

Menjadi musafir dan tak setitik pun dari perjalanan ini kupahami.

Sampai dengan pada akhirnya kubiarkan diriku untuk sejenak tertidur pulas di dalam musik-musik yang meniupkan janji dengan tawaran menggiurkan tentang masa depan,

Pada kenyataannya, aku hanyalah seseorang yang bercermin kepada kenyataan dan melihat kefanaan,

Musafir seperti diriku,

Memang ditakdirkan untuk berjalan lebih lama,

Jika kau mau, kau pun boleh segera pergi meninggalkanku.

Bahkan dari titik yang paling jauh sekali pun, di mana antara kau dan aku yang ada hanya perasaan yang tak dapat diurai,

Melekat karena harapan-harapan serta khayalan

Dan itu semua terjadi hanya karena aku tidak tahan dengan kecantikanmu.