Selasa, 13 September 2016

Good Times, Bad Times

Hidup terasa seperti, “Jika kau tidak memiliki uang untuk membeli alkohol malam ini, aku akan pergi.”

Tapi, akan selalu ada seorang malaikat di tengah-tengah badai ganas, bukan?

Malaikat yang tertidur pulas, kemudian bangun, dan menolong seseorang yang begitu menghormati kebaikannya. Malaikat tersebut, dikirimkan oleh Tuhan kepadaku, khusus kepadaku. Beserta waktu-Nya.

Dengan waktu yang aku miliki, aku menonton Conan via Youtube dengan seksama dan penuh kekaguman serta harapan.

Itu adalah saat-saat di mana aku berpikir bahwa, “ya, aku sedang berjalan menuju masa depan yang kuinginkan.” Optimistik.

Seolah-olah aku sedang mempersiapkan cerita menarik untuk kuceritakan di sebuah acara talkshow di televisi Amerika Serikat pada minggu berikutnya; saat itu, mataku menatap ke arah piring kaca dengan mie instan di dalamnya, sementara itu mulutku terus mengunyah.

Sebelum itu. stabilitas dan kontrol, itulah yang kupunya ketika aku pergi ke belakang untuk mencuci wajan, sebelum memasak sesuatu untuk dikunyah di pagi buta ini.

Dengan demikian, aku menyadari, ternyata, aku hanya perlu memperhatikan apa yang terjadi di sekitar agar dapat bertindak dengan nyaman.

Itu sama halnya dengan “diriku sudah kehabisan kata-kata, sebaiknya aku berhenti dan beristirahat.”

Girl, you don't know what to do,

I don't know where to start.

You were having your fun

Now you're under the gun

(Thank to Black Keys)