Sabtu, 10 November 2012

SAJAK KEBINGUNGAN


Merasakan seseorang wanita dari dalam hati saja adalah salah satu dari beribu ketidaknyamanan yang ada di dunia ini.

Berkeliaran saja Dia tanpa perduli dengan situasi, seenaknya saja hingga diri terbentur dalam satu kebingungan.
S
atu pertanyaan muncul dari dalam kebingungan, “apa yang harus dilakukan?”

Dan solusi? Seakan-akan jauh tak terjangkau. Dan jika banyak yang berucap soal hidup adalah kegelisahan, itu wajar.

Kita selalu gelisah, ada waktu yang tersisih untuk sang gelisah datang bertamu dan mengganggu sang tuan rumah.

Dan diri, selalu gelisah karena bayang-bayang dan mimpi yang datang membawa dirinya dalam angan berujung sepi selalu saja menghantui tanpa membonceng sang solusi.

Keinginan utama tidak pernah menjadi hal yang paling dekat untuk dijangkau, karena manusia terlalu suka bermimpi.

Tapi, mimpi adalah hal yang paling tulus, namun “mungkin” tidak logis untuk direalisasikan. Belajar untuk hidup bersama hal yang tidak sepenuhnya diinginkan, mungkinkah itu merupakan solusi? Mungkin saja, kendati diri sedikit ragu untuk mengatakan iya.

Atau, biarkan itu menghantam diri sampai pada fase dimana rasa muak datang dan membunuh mimpi yang memanifestasikan dirinya menjadi ketidaknyamanan itu?

Yang jelas, aku ingin menghidupkan mimpi-mimpi itu dalam wujudnya yang utuh ke dunia nyata, kedepan mata dan bisa kusentuh dirinya.

Dan aku telah menyentuhnya.

FAUZAN KUMBANG

Jumat, 09 November 2012

Seorang Wanita yang bergelantungan pada benang merah kekecewaan itu…

-->
Untuk saat ini, aku kehilangan semangatku. Kehebatan yang kemaren telah ditelan oleh kenyataan yang hadir dengan wajahnya yang menjengkelkan.

Untuk itu, aku mengambil sebatang rokok lagi dan membakarnya dengan api yang berasal dari korek gas berwarna kuning. Lalu menghisapnya dan kemudian asapnya masuk ke paru-paru lalu mengintip bagaimana keadaan hati. Ternyata hati sedang gelisah.

Dan malam…

Aku tidak akan memejamkan mataku walaupun sudah saatnya dipejamkan. Biarkan saja ia melihat bagaimana sebuah kekesalan jiwa hadir di depannya, dimana harapan yang sangat di impikan tak kunjung datang ketika ia sedang terbuka, bukan melihat dalam mimpi yang terkadang mendatangkan kebahagiaan.

Lagu-lagupun sekarang berarti kesedihan, sendu, kelam, dan menusuk ulu hati.

Di antara semangat yang hilang, sebatang serokok yang telah dibakar, mata yang belum dipejamkan, dan lagu-lagu yang sendu, semua itu tersambung atas sebuah benang merah kekecewaan. Dengan seorang wanita mungil yang bergelantungan pada benang kekecewaan itu.

Wanita yang memberi rasa ingin kepada si empunya mata, kepada si perokok, kepada si pendengar lagu sendu, dan ia masih bergelantungan pada benang merah berarti asa yang tipis.

Akupun memutuskan untuk menyambut pagi dengan perasaan kacau, karena sebuah pertanyaan telah datang,

apa sih yang bisa ditawarkan oleh kesendirian??

Fauzan Kumbang