Jumat, 09 November 2012

Seorang Wanita yang bergelantungan pada benang merah kekecewaan itu…

-->
Untuk saat ini, aku kehilangan semangatku. Kehebatan yang kemaren telah ditelan oleh kenyataan yang hadir dengan wajahnya yang menjengkelkan.

Untuk itu, aku mengambil sebatang rokok lagi dan membakarnya dengan api yang berasal dari korek gas berwarna kuning. Lalu menghisapnya dan kemudian asapnya masuk ke paru-paru lalu mengintip bagaimana keadaan hati. Ternyata hati sedang gelisah.

Dan malam…

Aku tidak akan memejamkan mataku walaupun sudah saatnya dipejamkan. Biarkan saja ia melihat bagaimana sebuah kekesalan jiwa hadir di depannya, dimana harapan yang sangat di impikan tak kunjung datang ketika ia sedang terbuka, bukan melihat dalam mimpi yang terkadang mendatangkan kebahagiaan.

Lagu-lagupun sekarang berarti kesedihan, sendu, kelam, dan menusuk ulu hati.

Di antara semangat yang hilang, sebatang serokok yang telah dibakar, mata yang belum dipejamkan, dan lagu-lagu yang sendu, semua itu tersambung atas sebuah benang merah kekecewaan. Dengan seorang wanita mungil yang bergelantungan pada benang kekecewaan itu.

Wanita yang memberi rasa ingin kepada si empunya mata, kepada si perokok, kepada si pendengar lagu sendu, dan ia masih bergelantungan pada benang merah berarti asa yang tipis.

Akupun memutuskan untuk menyambut pagi dengan perasaan kacau, karena sebuah pertanyaan telah datang,

apa sih yang bisa ditawarkan oleh kesendirian??

Fauzan Kumbang