Sabtu, 09 November 2013

Sajak Luka

Aku mulai tidak mengerti tentang waktu seperti gula dan serbuk kopi yang berserakan di dalam adukan gelas berisi air panas. Apakah makna asap?

Lalu tiba-tiba aku sudah di laut dangkal, menatap kacamata hitam. Aku menonton sepakbola sambil memain-mainkan anak-anak badai, kemudian jari-jariku meneteskan air mata.

Oh, Barcelona!! Adakah ia akan menjadi panggung seni? Karena aku butuh selimut untuk lupa yang sementara. Lalu Cinta, aku lupa memilih kata-kata dan aku hanya tahu bagaimana cicak-cicak menebak serangga.

Pagi buta, mataku menyala. Aku berteriak gila di gang buntu sementara tangan kananku menggenggam revolver berpeluru ganda.

Dorr!!

Aku ingin lebih mati daripada kematian.

Lalu, kemana waktu akan membawa kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar