Rabu, 17 Juli 2019

Tensi Keinginan

(Untuk yang belum, dan untuk yang sudah)

Menyadari setiap perkataan dapat saja mengandung kebohongan, aku pun terpaku terbekap oleh kesunyian yang terasa begitu ganjil.

Bayangan-bayangan itu, berasal dari masa lalu yang mengalun layaknya mimpi, wujud murni dari presentasi manusia mengenai masa lalu.

Masa depan pun mengalir bagaikan darah di dalam jembatan keinginan, membentuk kulturnya masing-masing

Ketika perwujudan murni masa lalu dialirkan oleh darah ke dalam mimpi, dan perwujudan murni dari cita-cita memaksa kita berjalan dan melakukan segala hal dengan mata terbuka; maka di titik itulah keinginan yang begitu berat ini menjadi semakin mungkin dan pasti

Kesunyian asing yang tinggal di ufuk barat keinginan murni, memang sengaja ditampilkan dengan tidak masuk akal agar kita faham bahwa keinginan manusia untuk kembali ke masa lalu adalah tidak masuk akal

Memberitahukan bahwa mimpi bukanlah buaian atau bunga tidur, tetapi mekanisme tubuh berisi pelajaran penuh arti yang mencoba memberitahu bahwa tubuh kita benar-benar mengandung benih-benih narkoba

Lalu kita terbangun dengan cita-cita yang sebenarnya; yang memaksa beberapa orang di dunia ini untuk berhadapan dengan pilihan yang (ternyata) otoriter

Dan ternyata, kekecewaan yang sebenarnya itu tak seindah kegagalan-kegagalan yang digambarkan di dalam drama Hollywood atau pun acara-acara talkshow David Letterman dan siaran radio Howard Stern

Dan kini, aku benar-benar telah menyadarinya...



Fauzan Kumbang

Jakarta, 18/7/2019