Kamis, 11 Juni 2015

Aku ragu mengatakan aku bukan penipu!

Otakku tidak pernah sampai untuk memikirkan puisi, karena mereka adalah kesalahan yang terlalu sering kulupakan.

Karena diriku terlalu pelit untuk mengatakan alasan, dan terlalu dengki untuk mengatakan benci.

Aku ingin kekuasaan penuh!

Aku mendengar tangisanku sendiri, sebab, siapa yang mau menanggung dosaku?

Aku melihat tulisan tentang Tuhan yang tidak dapat kubaca karena aku hanya meringkuk kesakitan bukan bersujud.

Sekali lagi, siapa yang akan menanggung dosaku?

Tulisan yang mulai luntur dan mewarnai rambutku menjadi hitam, jemariku menyentuhnya dan meneteskannya ke seluruh dunia, melekat pada beberapa wajah yang tak asing.

Wajah tersenyum, wajah berpaling, wajah terpesona, dan wajah seorang teman yang menyakitkan hati.

Wajahnya terlalu lucu dengan sensor pada giginya yang ompong

Pada akhirnya, aku hanya tersenyum miring tanpa sempat tahu bagaimana aku tadi terjatuh.

Aku tersenyum menghindari nasib lalu berbohong dengan tertidur palsu.


Hanya jendela loteng yang terbuka bergoyang-goyang di atas kepalaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar