Sabtu, 20 Juni 2015

A Bad King's Oration...

Hello to the future! A big nothing! Future is the past! Nothing is new! You just don’t know yet!

I want a bigger times to make something weird, because you well, but not me, I’m not well!!

Whispering,”Oh, my God! This is so low!”

Is God singing? Just like us?

Is God singing our songs? What if He likes our songs to much?

Am I gonna be a rockstar in the world?

Actually, I don’t sing for God. But, I’m singing by His best given, a SOUL!

He let me jump by foot, with a rock n’ roll wings.

He gives me a present called “cry”,

He gives me a reason for try,

And He gives me a season for die.

Thank to Him, everybody!! Clap your hands for the show! And don’t forget to buy our sell!

Now the time is cooling down.


Everything is dark, and I lost my last door. . .

Between God and Song

Happy to good people

Let me see the future

Everything is never be easier

But time is not a liar

Bring me, bring me, this is “palstikasi”,

Behind the mountain wall, I found another door,

Someone’s coming for waking me up and then I know I’m still alone,

On the night I can’t see the sky

Cause the light has already said goodbye.

I don’t know what to do, even the heaven was just a lust!

I can’t listen, everything is another reason, taking my life.

I fly by foot, on the Rock n’ Roll wings.

Now I jump! Goddamn jump!

I’m falling down but floating, can’t you imagine that?

I am a bad king, in the millenium’s day.

No more promises, because everything is gonna be OKAY!!

All that you do is just singing a song. But, tomorrow never knows?

That’s my era. How about you?

Never be a Katy Perry’s, it’s not enough!!

I’m sorry to all, ‘cause I just don’t know who you are.

Why do the things gonna be happened?

Why do I ask? When I’m done?

Time will give an answer. He is our God! Not sun!


Oh, God! This is so low!

(to be continued)

Rabu, 17 Juni 2015

Sebagian Orang Tercipta Untuk Bernyanyi

Menyerbu habis kesepian, tanpa ikatan.

Apa yang terjadi dengan bahasaku? Dan orang-orang?

Kota-kota sudah dililit hutang

Fakta menjadi hipotesis

Gila menjadi nyata.

Dunia adalah kemeranaan yang belum jadi,

Dan manusia adalah pekerjanya.

Kemelaratan hanyalah kemapanan yang tertunda yang datang ketika sudah menjadi basi.

Tidakkah itu mengerikan?

Hidup tanpa karma,

Dunia tanpa raga,

Cinta tanpa asmara,


Dunia seperti makanan usang yang punya nama besar.

Kamis, 11 Juni 2015

Aku ragu mengatakan aku bukan penipu!

Otakku tidak pernah sampai untuk memikirkan puisi, karena mereka adalah kesalahan yang terlalu sering kulupakan.

Karena diriku terlalu pelit untuk mengatakan alasan, dan terlalu dengki untuk mengatakan benci.

Aku ingin kekuasaan penuh!

Aku mendengar tangisanku sendiri, sebab, siapa yang mau menanggung dosaku?

Aku melihat tulisan tentang Tuhan yang tidak dapat kubaca karena aku hanya meringkuk kesakitan bukan bersujud.

Sekali lagi, siapa yang akan menanggung dosaku?

Tulisan yang mulai luntur dan mewarnai rambutku menjadi hitam, jemariku menyentuhnya dan meneteskannya ke seluruh dunia, melekat pada beberapa wajah yang tak asing.

Wajah tersenyum, wajah berpaling, wajah terpesona, dan wajah seorang teman yang menyakitkan hati.

Wajahnya terlalu lucu dengan sensor pada giginya yang ompong

Pada akhirnya, aku hanya tersenyum miring tanpa sempat tahu bagaimana aku tadi terjatuh.

Aku tersenyum menghindari nasib lalu berbohong dengan tertidur palsu.


Hanya jendela loteng yang terbuka bergoyang-goyang di atas kepalaku.

Senin, 08 Juni 2015

Misi Rahasia

Mimpi di balik pasir, kita tertanam di jiwa-jiwa yang malang, menanti ajal serta mengobral tahta.

Impian membusuk bersama daging-daging busuk di pinggiran kota Boston yang bungkam dibujuk malam.

12 hantu bergentayangan menyebutkan nama Tuhan sambil berbisik, namun sayang, seorang tunawisma telah mendengar rahasia.

“Kemana kita selanjutnya?”

“Taman bunga.”

Rahasia beserta mimpi buruk telah menjadi nyata, mereka bertiup sepoi-sepoi di jalanan sempit dan basah yang temaram.

Bermuram durja.

Menyapa kepada seorang gadis yang tak mengenal diri sendiri, menawarkan segelas air yang telah disulapnya menjadi racun.


“Sesungguhnya gadis itu telah meminumnya”, begitu Sang Tuhan mendengar kabarnya.