Kamis, 17 Januari 2019

Pancaran Dari Langit

Dari bawah sini, aku benar-benar melihat segalanya dengan harapan mendalam. Di dalam sini, pancaran sinar matahari membuatku merasa terbuang (padahal sedingin-dinginnya lubang yang tinggali ini, tidak lebih buruk dari tempat di mana tidak ada pancaran sama sekali).

Di bawah sini, semuanya terasa begitu aneh karena aku tidak menemukan kaidah-kaidah dari suasana hati yang selalu bernuansa luka.

Dari bawah sini, aku mulai memahami bahwa dengan menjadi diri sendiri hampir seisi dunia akan membelakangiku tanpa satu pun petunjuk yang bisa memberikan keterangan kepadaku terkait dengan apa yang bisa kuberikan.

Di bawah sini ketakutan menghantamku. Aku merasa purba.

Tolong, beritahu aku mekanismenya, Wahai Engkau yang maha adil dan bijaksana.
Aku pernah melewati yang terburuk, akan tetapi dunia tetap saja dengan bentuknya yang sama.

Apa artinya itu?

Mengapa?

Dengan logikaku yang sangat lain ini membuatku menuduh dunia seolah-olah ia adalah mata yang menginginkanku pergi sejauh mungkin,

Mataku sendiri,

Sedih,

Sedih,

Sedih,

Terkadang, aku lebih merasa berarti dengan merasa bahwa lebih banyak tempat di dunia ini yang tidak menginginkanku daripada sebaliknya,

Aku sudah sampai kepada titik mengapa diriku dilahirkan ketika mimpi datang dan membuat duduk kembali di meja pembicaraan,

Berhadapan dengan nasib,

Jalan keluar adalah satu-satunya jalan keluar.