Minggu, 17 Februari 2013

Musafir


Tidak beberapa lama setelah hujan, seorang musafir yang baru saja menemukan pedoman dan beberapa perlengkapan berkelananya, terkejut. Sebuah kabar yang belum pasti mengejutkan dirinya, sehingga membuat peta perjalanan yang di pegangnya bergetar dan hampir saja terlepas melayang terbawa angin gurun. Ia sempat merasa "goyang" dan nyaris kehilangan peta yang barusaja ia temukan.

Sebuah kabar burung telah sampai padanya, bahwa oase yang menjadi tujuannya selama ini telah ditemukan terlebih dahulu oleh seorang musafir lainnya. Maklum ia terkejut, karena oase tersebut adalah sebuah pulau kecil dan subur yang terdapat ditengah sebuah sungai yang jaraknya masih cukup jauh dari posisi si Musafir tersebut saat ini. Dan ada satu fakta unik dari oase itu, bahwa tempat itu tak bisa dihuni lebih dari satu orang karena keindahannya yang luar biasa, sepertihalnya wanita.

"Tapi perjalananku masih jauh" pikirnya. Oase itu memang masih jauh, tetapi sebenarnya sang musafir itu sudah cukup mengetahui bagaimana bentuk oase tersebut, ia suka mencari-cari informasi mengenai tempat tersebut secara diam-diam. Selain itu, dia juga mendapatkan informasi tempat tersebut dari mimpi dan khayalannya.

Kemudian ketika dia berhenti di sebuah penginapan warga untuk rehat sejenak, beredar kabar lagi bahwa musafir yang telah menemukan oase tersebut telah lebih lama mengetahui dan mencari dimana tepatnya oase itu berada daripada dirinya. Tapi, setelah ia bertanya kepada orang-orang disekitarnya, tidak ada berita pasti yang dapat dipegang.

Malam itu, ia istirahat sejenak di penginapan itu sembari menenangkan diri dan menemukan kembali kepribadiannya yang sempat goyah.

Sungguh ia tak bisa tidur malam itu, ia gelisah. Selain kenyataan bahwa oase itu adalah tempat yang indah sekali, alasan lain yang membuat dirinya tak bisa tidur adalah bahwa dirinya tak punya banyak tempat indah yang lain untuk bisa dituju lagi. Maka, jika kabar itu benar, kemungkinan besar ia harus mengulang dari awal lagi pengelanaannya. Mencari oase yang lain.

Ia tidak bisa tidur, perlahan kebosanan mulai melanda dirinya. Tanpa alasan lagi, ia keluar dari kamar dan meminta si pemilik penginapan, seorang wanita paruh baya dengan anak gadis kecilnya yang baru berusia 6 tahun, untuk membuatkan segelas kopi hitam panas.

Kepalanya masih memikirkan berita yang belum jelas itu. Menakar-nakar akurasi berita tersebut. Dari pembicaraan dengan wanita pemilik penginapan tersebut, ia mengetahui bahwa si musafir yang katanya telah menemukan oase tersebut berasal dari suatu wilayah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat oase itu berada. Kabar itu menambah keyakinannya bahwa ia harus mencari oase yang lain. Tapi, sesuatu yang liar di dalam sanubarinya bergerak-gerak terus sembari membisikkan pada telinga di relung hatinya bahwa ia masih punya harapan. Hal inilah yang membuat dirinya memutuskan bahwa ia akan terus berkelana menuju oase tersebut, apapun kenyataannya.

Tetapi, angin malam yang memasuki penginapan tersebut menyentuh lembut daun telinganya dan berbisik, "mungkin saja kabar itu benar, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kabar itu hanyalah sebuah parodi. Parodi yang tak lucu". Kemudian angin tersebut pergi meninggalkannya.

Kamis, 10 Januari 2013

Selasa, 08 Januari 2013

REVOLUSIONER

Aku tak berkenan bicara lantang dan teriak-teriak dijalanan
mengibarkan spanduk-spanduk provokatif,
dan mengaku diri sebagai "revolusioner" sejati.

Lalu, apa yang hendak kulakukan?

Aku ingin mencintai seorang gadis. . .



Jogja.

Di Suatu Tempat, Di Suatu Malam

Ku luangkan waktu,

kendati kantuk menderu

hati tertunduk lesu,

Hanya berharap bertemu,

kamu. . .


Yogyakarta

Selasa, 01 Januari 2013

Permainan

Kita ini hidup di Ruang Permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau sembunyikan gelisahmu di sebuah keseriusan
Dimana tak terdapat kata-kata untuk di puisikan
karena, bagiku, puisi jugalah sebuah permainan.

Kita ini hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau palingkan matamu pada sebuah rasa malu
Dimana tak terdapat keberanian yang menghiasinya
Karena bagiku, keberanian jugalah sebuah permainan.

Kita ini hidup di Ruang Permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau simpan kenikmatanmu pada formalitas hidup semata
Dimana pada hakikatnya hidup ini harus dinikmati, bukan di selesaikan
Karena bagiku, kenikmatan jugalah sebuah permainan.


Kita ini hidup di ruang permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau tutup hatimu pada sebuah kerahasiaan
dimana tak terdapat cinta yang dapat kulihat
Karena, bagiku, cinta pun merupakan sebuah permainan.


Hidup ini harus dinikmati, jangan kau anggap sebagai tugas kuliah yang harus diselesaikan
Kita hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, Kita bermain...

Minggu, 30 Desember 2012

Hujan...

Hari ini, aku memandang hari sebagai Awan mendung yang ditembusi panas cahaya matahari, terus jatuh ke Bumi. Mengenai kulit manusia... Huhh! 

Panasnya adalah sebuah pertanda, panas menusuk.
dan memang basah sekali hari ini, dengan matahari yang menghujamkan panasnya ke awan mendung.

Tidak pernah ku sukai hal semacam ini, kontradiksi yang tidak dapat dinikmati, mendung bertemu dengan cahaya matahari. Jika ingin gelap, gelaplah sekalian!!

Biarkan aku menatap mata dari setiap hujan yang turun dengan langit yang gelap.

Dan jika sudah tiba waktunya untuk kecerahan menjilati kulit bumi, maka cerahlah dengan secerah-cerahnya.

Minggu, 23 Desember 2012

SISTEMATIKA KEHIDUPAN



Hidup punya sistematika, sebuah sistematika yang terstruktur. Dimana sistematika kehidupan itu diletakkan pada posisi yang berurutan dalam sebuah struktur yang mengantonginya. Ada bagian penting dan ada bagian yang cukup penting, karena tidak ada sesuatupun dalam hidup ini yang tidak penting. Dan penting atau cukup pentingnya sesuatu, tergantung pada situasi dan kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dari Individu.

Dan selanjutnya, mari kita menuliskan "Sistematika Kehidupan" itu kedalam sebuah puisi:

SISTEMATIKA KEHIDUPAN

Desember telah basah karena hujan, dan diri kini termenung di sebuah pertigaan jalan dan menatap aspal yang basah, orang lalu-lalang, dan segelas kopi yang masih panas.

Hidup adalah kepentingan, karena setiap orang punya kepentingan. Termasuk diri ini, juga tidak terlepas dari kepentingan.

Tapi, dunia punya jutaan bahkan triliunan hal yang mampu membuat orang lupa akan diri sendiri, lalu terlepas menuju langit yang tak terjangkau oleh jari manusia.

Lalu, tertinggallah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu Sistematika Kehidupan.

Tapi, basahnya Desember ini, menghantarkan kesadaran yang dulu pernah direnggut oleh kesenangan mencumbu metafisis

Dan lukisan peta sistematika kehidupan itu mulai terlihat dari timbunan debu yang disiram oleh hujan di bulan Desember ini.

Disertai senyum manis dari seorang anak muda yang jungkir-balik karena pencarian atas peta miliknya itu.

Sekarang, ketika peta sudah ditemukan, maka rasio akan memulai tugasnya; membangun fasilitas yang menjadi sarana dalam penuntasan setiap bagian yang ada dalam permainan Tuhan ini.

Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa kita sebenarnya tidak bebas, kita melanglang-buana di dalam struktur yang diciptakan Tuhan.

Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Tuhan itu Ada...


Yogyakarta, Desember 2012