Pada
saat membaca puisimu, kegelapan datang lalu memperkenalkan diri sebagai John
Lennon. Ketakutan adalah
masa depan di luar kacamata bundar murahan toko grosiran.
Tidak ada yang bisa dikomentari dari lagu funk,
anak-anak dengan dada ngilu yang lahir dari rahim BBC beberapa hari atau minggu
yang lalu.
Aku terpaksa mengalah, sedikit saja demi perdamaian
yang terkubur entah dimana. Aku mengalah, Sayang. Padahal tidak ada dosa dari
percumbuan yang rinai dan suara-suara pohon bambu di balik sungai.
Aku tidak sabar untuk pergi entah kemana. Hauwalawahaya,
biru-biru seperti coklat yang dibungkus asap ketidakjelasan saat ini, aku
ketakutan setengah mati, my God!
Musik! Musik! Aku butuh musik! Baiklah, kita akan
segera duduk manis di meja-meja rapat bertradisi kuno. “Siapakah mereka? Aku tidak
tahu!” jawab Tuhan kesal.
Berhenti.
10 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar