Aku tak berkenan bicara lantang dan teriak-teriak dijalanan
mengibarkan spanduk-spanduk provokatif,
dan mengaku diri sebagai "revolusioner" sejati.
Lalu, apa yang hendak kulakukan?
Aku ingin mencintai seorang gadis. . .
Jogja.
Dimana ketika segalanya ingin dituangkan kedalam sebuah tulisan, disinilah aku menggoreskannya.
Selasa, 08 Januari 2013
Di Suatu Tempat, Di Suatu Malam
Ku luangkan waktu,
kendati kantuk menderu
hati tertunduk lesu,
Hanya berharap bertemu,
kamu. . .
Yogyakarta
kendati kantuk menderu
hati tertunduk lesu,
Hanya berharap bertemu,
kamu. . .
Yogyakarta
Selasa, 01 Januari 2013
Permainan
Kita ini hidup di Ruang Permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau sembunyikan gelisahmu di sebuah keseriusan
Dimana tak terdapat kata-kata untuk di puisikan
karena, bagiku, puisi jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau palingkan matamu pada sebuah rasa malu
Dimana tak terdapat keberanian yang menghiasinya
Karena bagiku, keberanian jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di Ruang Permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau simpan kenikmatanmu pada formalitas hidup semata
Dimana pada hakikatnya hidup ini harus dinikmati, bukan di selesaikan
Karena bagiku, kenikmatan jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di ruang permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau tutup hatimu pada sebuah kerahasiaan
dimana tak terdapat cinta yang dapat kulihat
Karena, bagiku, cinta pun merupakan sebuah permainan.
Hidup ini harus dinikmati, jangan kau anggap sebagai tugas kuliah yang harus diselesaikan
Kita hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, Kita bermain...
Jangan kau sembunyikan gelisahmu di sebuah keseriusan
Dimana tak terdapat kata-kata untuk di puisikan
karena, bagiku, puisi jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau palingkan matamu pada sebuah rasa malu
Dimana tak terdapat keberanian yang menghiasinya
Karena bagiku, keberanian jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di Ruang Permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau simpan kenikmatanmu pada formalitas hidup semata
Dimana pada hakikatnya hidup ini harus dinikmati, bukan di selesaikan
Karena bagiku, kenikmatan jugalah sebuah permainan.
Kita ini hidup di ruang permainan, maka ayolah, kita bermain.
Jangan kau tutup hatimu pada sebuah kerahasiaan
dimana tak terdapat cinta yang dapat kulihat
Karena, bagiku, cinta pun merupakan sebuah permainan.
Hidup ini harus dinikmati, jangan kau anggap sebagai tugas kuliah yang harus diselesaikan
Kita hidup di Ruang Permainan, Maka ayolah, Kita bermain...
Minggu, 30 Desember 2012
Hujan...
Hari ini, aku memandang hari sebagai Awan mendung yang ditembusi panas cahaya matahari, terus jatuh ke Bumi. Mengenai kulit manusia... Huhh!
Panasnya adalah sebuah pertanda, panas menusuk.
dan memang basah sekali hari ini, dengan matahari yang menghujamkan panasnya ke awan mendung.
Tidak pernah ku sukai hal semacam ini, kontradiksi yang tidak dapat dinikmati, mendung bertemu dengan cahaya matahari. Jika ingin gelap, gelaplah sekalian!!
Biarkan aku menatap mata dari setiap hujan yang turun dengan langit yang gelap.
Dan jika sudah tiba waktunya untuk kecerahan menjilati kulit bumi, maka cerahlah dengan secerah-cerahnya.
Panasnya adalah sebuah pertanda, panas menusuk.
dan memang basah sekali hari ini, dengan matahari yang menghujamkan panasnya ke awan mendung.
Tidak pernah ku sukai hal semacam ini, kontradiksi yang tidak dapat dinikmati, mendung bertemu dengan cahaya matahari. Jika ingin gelap, gelaplah sekalian!!
Biarkan aku menatap mata dari setiap hujan yang turun dengan langit yang gelap.
Dan jika sudah tiba waktunya untuk kecerahan menjilati kulit bumi, maka cerahlah dengan secerah-cerahnya.
Minggu, 23 Desember 2012
SISTEMATIKA KEHIDUPAN
Hidup
punya sistematika, sebuah sistematika yang terstruktur. Dimana
sistematika kehidupan itu diletakkan pada posisi yang berurutan dalam
sebuah struktur yang mengantonginya. Ada bagian penting dan ada bagian
yang cukup penting, karena tidak ada sesuatupun dalam hidup ini yang
tidak penting. Dan penting atau cukup pentingnya sesuatu, tergantung
pada situasi dan kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dari Individu.
Dan selanjutnya, mari kita menuliskan "Sistematika Kehidupan" itu kedalam sebuah puisi:
SISTEMATIKA KEHIDUPAN
Desember telah basah karena hujan, dan diri kini termenung di sebuah pertigaan jalan dan menatap aspal yang basah, orang lalu-lalang, dan segelas kopi yang masih panas.
Hidup adalah kepentingan, karena setiap orang punya kepentingan. Termasuk diri ini, juga tidak terlepas dari kepentingan.
Tapi, dunia punya jutaan bahkan triliunan hal yang mampu membuat orang lupa akan diri sendiri, lalu terlepas menuju langit yang tak terjangkau oleh jari manusia.
Lalu, tertinggallah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu Sistematika Kehidupan.
Tapi, basahnya Desember ini, menghantarkan kesadaran yang dulu pernah direnggut oleh kesenangan mencumbu metafisis
Dan lukisan peta sistematika kehidupan itu mulai terlihat dari timbunan debu yang disiram oleh hujan di bulan Desember ini.
Disertai senyum manis dari seorang anak muda yang jungkir-balik karena pencarian atas peta miliknya itu.
Sekarang, ketika peta sudah ditemukan, maka rasio akan memulai tugasnya; membangun fasilitas yang menjadi sarana dalam penuntasan setiap bagian yang ada dalam permainan Tuhan ini.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa kita sebenarnya tidak bebas, kita melanglang-buana di dalam struktur yang diciptakan Tuhan.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Tuhan itu Ada...
Yogyakarta, Desember 2012
Dan selanjutnya, mari kita menuliskan "Sistematika Kehidupan" itu kedalam sebuah puisi:
SISTEMATIKA KEHIDUPAN
Desember telah basah karena hujan, dan diri kini termenung di sebuah pertigaan jalan dan menatap aspal yang basah, orang lalu-lalang, dan segelas kopi yang masih panas.
Hidup adalah kepentingan, karena setiap orang punya kepentingan. Termasuk diri ini, juga tidak terlepas dari kepentingan.
Tapi, dunia punya jutaan bahkan triliunan hal yang mampu membuat orang lupa akan diri sendiri, lalu terlepas menuju langit yang tak terjangkau oleh jari manusia.
Lalu, tertinggallah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu Sistematika Kehidupan.
Tapi, basahnya Desember ini, menghantarkan kesadaran yang dulu pernah direnggut oleh kesenangan mencumbu metafisis
Dan lukisan peta sistematika kehidupan itu mulai terlihat dari timbunan debu yang disiram oleh hujan di bulan Desember ini.
Disertai senyum manis dari seorang anak muda yang jungkir-balik karena pencarian atas peta miliknya itu.
Sekarang, ketika peta sudah ditemukan, maka rasio akan memulai tugasnya; membangun fasilitas yang menjadi sarana dalam penuntasan setiap bagian yang ada dalam permainan Tuhan ini.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa kita sebenarnya tidak bebas, kita melanglang-buana di dalam struktur yang diciptakan Tuhan.
Dan akhirnya, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Tuhan itu Ada...
Yogyakarta, Desember 2012
Sabtu, 10 November 2012
SAJAK KEBINGUNGAN
Merasakan seseorang
wanita dari dalam hati saja adalah salah satu dari beribu ketidaknyamanan yang
ada di dunia ini.
Berkeliaran saja Dia
tanpa perduli dengan situasi, seenaknya saja hingga diri terbentur dalam satu
kebingungan.
S
atu pertanyaan muncul
dari dalam kebingungan, “apa yang harus dilakukan?”
Dan solusi?
Seakan-akan jauh tak terjangkau. Dan jika banyak yang berucap soal hidup adalah
kegelisahan, itu wajar.
Kita selalu gelisah,
ada waktu yang tersisih untuk sang gelisah datang bertamu dan mengganggu sang
tuan rumah.
Dan diri, selalu
gelisah karena bayang-bayang dan mimpi yang datang membawa dirinya dalam angan
berujung sepi selalu saja menghantui tanpa membonceng sang solusi.
Keinginan utama tidak
pernah menjadi hal yang paling dekat untuk dijangkau, karena manusia terlalu
suka bermimpi.
Tapi, mimpi adalah hal
yang paling tulus, namun “mungkin” tidak logis untuk direalisasikan. Belajar
untuk hidup bersama hal yang tidak sepenuhnya diinginkan, mungkinkah itu
merupakan solusi? Mungkin saja, kendati diri sedikit ragu untuk mengatakan iya.
Atau, biarkan itu
menghantam diri sampai pada fase dimana rasa muak datang dan membunuh mimpi
yang memanifestasikan dirinya menjadi ketidaknyamanan itu?
Yang jelas, aku ingin
menghidupkan mimpi-mimpi itu dalam wujudnya yang utuh ke dunia nyata, kedepan
mata dan bisa kusentuh dirinya.
Dan aku telah
menyentuhnya.
FAUZAN KUMBANG
Jumat, 09 November 2012
Seorang Wanita yang bergelantungan pada benang merah kekecewaan itu…
Untuk saat ini, aku
kehilangan semangatku. Kehebatan yang kemaren telah ditelan oleh
kenyataan yang hadir dengan wajahnya yang menjengkelkan.
Untuk itu, aku
mengambil sebatang rokok lagi dan membakarnya dengan api yang berasal
dari korek gas berwarna kuning. Lalu menghisapnya dan kemudian
asapnya masuk ke paru-paru lalu mengintip bagaimana keadaan hati.
Ternyata hati sedang gelisah.
Dan malam…
Aku tidak akan
memejamkan mataku walaupun sudah saatnya dipejamkan. Biarkan saja ia
melihat bagaimana sebuah kekesalan jiwa hadir di depannya, dimana
harapan yang sangat di impikan tak kunjung datang ketika ia sedang
terbuka, bukan melihat dalam mimpi yang terkadang mendatangkan
kebahagiaan.
Lagu-lagupun sekarang
berarti kesedihan, sendu, kelam, dan menusuk ulu hati.
Di antara semangat
yang hilang, sebatang serokok yang telah dibakar, mata yang belum
dipejamkan, dan lagu-lagu yang sendu, semua itu tersambung atas
sebuah benang merah kekecewaan. Dengan seorang wanita mungil yang
bergelantungan pada benang kekecewaan itu.
Wanita yang memberi
rasa ingin kepada si empunya mata, kepada si perokok, kepada si
pendengar lagu sendu, dan ia masih bergelantungan pada benang merah
berarti asa yang tipis.
Akupun memutuskan
untuk menyambut pagi dengan perasaan kacau, karena sebuah pertanyaan
telah datang,
apa sih yang bisa
ditawarkan oleh kesendirian??
Fauzan Kumbang
Langganan:
Postingan (Atom)