I meet a child, and i said: "He's not a children".
The Slim Lady walking on the street,
Across into the door of heaven
She lead the way
Butterfly eats the tiger, calling she's daughter,
and make some tea for The Gods
and we pray together all of the life time in hell,
Thank you!
Dimana ketika segalanya ingin dituangkan kedalam sebuah tulisan, disinilah aku menggoreskannya.
Kamis, 05 Maret 2015
Mamma!
Aku adalah tumpah darah di Bumi Pertiwi.
Menangisi detik-detik waktu yang fana,
lewat pengorbanan orang-orang yang telah mati dan bangkit dalam sejarah.
sejarah adalah filsafat yang tidak pernah lupa,
menghantui makhluk asing bernama manusia, menggali luka, ditutupi oleh luka.
What a melancholy way!
You'll gonna stuck in a deeper hole of blue, can you hear me?
Bring me to the sea, can't see no truly, just want a baby,
I am The Baby of the Motherland's Bloody Angry!
There is no history that they will dare to see me,
My Motherland, Where did it all go wrong?
The time has gone
It's not the way, no, Sir!
I'm ready to go
I'm The Motherland's Bloody Boy
can you hear me, Mamma?
Did my brother was wrong?
yes, I will go.
I'm your son, always to be a son. . .
Menangisi detik-detik waktu yang fana,
lewat pengorbanan orang-orang yang telah mati dan bangkit dalam sejarah.
sejarah adalah filsafat yang tidak pernah lupa,
menghantui makhluk asing bernama manusia, menggali luka, ditutupi oleh luka.
What a melancholy way!
You'll gonna stuck in a deeper hole of blue, can you hear me?
Bring me to the sea, can't see no truly, just want a baby,
I am The Baby of the Motherland's Bloody Angry!
There is no history that they will dare to see me,
My Motherland, Where did it all go wrong?
The time has gone
It's not the way, no, Sir!
I'm ready to go
I'm The Motherland's Bloody Boy
can you hear me, Mamma?
Did my brother was wrong?
yes, I will go.
I'm your son, always to be a son. . .
Mr. Rain
Mr. Rain, give me one more start,
when the time's never going faster.
To much older than the one who lied
My mind has gone to the Mars Planet
Round the face, big no, big yes, up to you. .
You can buy anything in time
Make a funny day for the last time, last night . . .
Buy and then you burn, my firend is unfriend
They will go on,
I go to sleep. .
when the time's never going faster.
To much older than the one who lied
My mind has gone to the Mars Planet
Round the face, big no, big yes, up to you. .
You can buy anything in time
Make a funny day for the last time, last night . . .
Buy and then you burn, my firend is unfriend
They will go on,
I go to sleep. .
Minggu, 08 Juni 2014
Turunan dekat Matahari yang Sempit
Ketika matanya menatapku dalam jalanan urat-urat yang mampu memotret realitas lewat imajinasi,
setiap benda-benda menjadi beku.
Aku menciptakannya menjadi wanita dalam kota-kota dengan jalan-jalan yang sempit.
Di seberang jalan, ia menatapku menjadi beku..
Aku mendirikan kota-kota dengan siang-malam yang tidak lagi punya hasrat karena telah dibunuh oleh
teknologi informasi tepat pukul tiga dini hari.
Kenyataan adalah pelaku utama atas terbunuhnya hasrat.
Tetapi tatapannya semakin menambah kebekuan.
Aku masih mengingat nama bahkan kantung matanya yang waktu terakhir kucermati berwarna merah muda.
Diseberang jalan, di kota yang kudirikan, dia telah membunuhku.
setiap benda-benda menjadi beku.
Aku menciptakannya menjadi wanita dalam kota-kota dengan jalan-jalan yang sempit.
Di seberang jalan, ia menatapku menjadi beku..
Aku mendirikan kota-kota dengan siang-malam yang tidak lagi punya hasrat karena telah dibunuh oleh
teknologi informasi tepat pukul tiga dini hari.
Kenyataan adalah pelaku utama atas terbunuhnya hasrat.
Tetapi tatapannya semakin menambah kebekuan.
Aku masih mengingat nama bahkan kantung matanya yang waktu terakhir kucermati berwarna merah muda.
Diseberang jalan, di kota yang kudirikan, dia telah membunuhku.
Sabtu, 31 Mei 2014
KENAPA KAMU BERTUNANGAN, NING???!!!
Pelangi,
sampai pada titik dimana manusia tidak mampu lagi mengendalikan sesuatu yang
kita miliki seperti misalnya lampu-lampu bercahaya oranye yang senantiasa
menyinari semua kalangan orang-orang yang tak pernah bercita-cita lebih tinggi
dari apa yang aku tidak mampu menebaknya, tapi bisa kupastikan itu rendah.
Siapakah
yang menjadi pelaku dari kejadian-kejadian yang muncul diluar otakku yang
sederhana dan tak mau tahu tentang persoalan yang tidak masuk akal, apalagi
tentang kisah cinta yang di bumbui oleh peristiwa-peristiwa yang tak pernah
dicatat oleh para pencipta langit dan bumi, manusia dan pelangi, teknologi dan
kemapanan yang menang mutlak atas sebuah generasi yang memiliki otak nanar
namun berjiwa lalu aku hidup didalamnya dan mengerti apa yang terjadi
sebenarnya.
Zaman
berlalu begitu saja, tiga menit sudah. Tidak ada peristiwa istimewa dibalik
tirai-tirai baja yang saat ini menjelma menjadi gema-gema ringtone handphone
dan mampu menembus privasi-privasi umat manusia. Aku dimakan oleh unsur-unsur
gaib yang aku tak pernah mengerti sama sekali, bahkan pedulipun tidak. Teknologi
memang cocok dijual di dunia yang masih percaya dengan dukun.
Kurcaci
yang jumlahnya 9 kusuruh bekerja diladang yang hanya ada didalam khayalanku,
dan wanita yang benar-benar aku cintai bertunangan dengan seseorang lelaki
biasa-biasa saja pada saat aku sibuk dengan urusan bagaimana cara
merealisasikan ide yang sudah kubentuk semenjak takdirku ditentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa yang tak pernah kupercaya karena dirinya hadir didalam
kitab-kitab yang saban hari tingkah-lakunya tidak berbeda dengan robot-robot
didalam film Terminator yang tercipta untuk tidak saling mencinta, robot-robot
yang memakai baju bertuliskan namaNya tapi aku hanya mampu membuktikanNya lewat
layar-layar Hollywood.
Politik luar negeri yang Amerika
Serikat yang pada suatu malam memaksaku untuk merasakan kebosanan yang luar
biasa tanpa sedikitpun ada orang-orang yang bercerita mengenai dunia karena
mereka sudah gila oleh kemajuan teknologi yang dijual oleh Amerika pasca Perang
Dingin, konsumerisme pemikiran yang menggadaikan kecerdasan dan merendahkan
logika dan IQ manusia remaja serendah-rendahnya, bahkan tenggelam didasar tanah
dan jika diinjak oleh sendal jepit bermerk Swallow murahan itupun tak akan
terasa.
Lalu aku kembali pada perdebatan
tentang mana yang penting antara pencapaian atau pola pikir. Aku yakin pola
pikir adalah mayor, dan pencapaian hanyalah sisa dari apa yang dimakan oleh
manusia, alias TAHI!! Manusia butuh pembuktian totalitas, berani, dan atas
hasrat diri sendiri, karena jika tidak begitu, hasilnya hanya tahi sisa. Ketika
aku melihat dua orang yang disuruh mencari sesuatu yang ia hasrati dalam
hidupnya, salah satu dari orang tersebut dengan segera langsung menemukan
sesuatu dibandingkan dengan seseorang lainnya, ia meraih buah-buahan yang tak
layak untuk dimakan karena bergetah dan mungkin beracun, lalu dengan memuakkan
dia mengatakan padaku; “yang terpenting adalah pencapaian”. Kemudian aku pergi dan
tidak akan pernah peduli dengan manusia-manusia yang tidak baja hatinya dan
tidak melompat sejauh mungkin sampai ke suatu tempat yang dirinya sendiri tidak
tahu apakah itu jurang atau surga.
Buku catatan yang tak pernah
ditulisi, kamar, dan dunia yang antiklimaks dan membuatku menjadi “In Bloom”,
kutemukan dengan mudah bahkan pada saat pertama kali mataku terbuka dan
matahari yang nyata sudah dibungkusi plastik es teh di dalam khayalan pengangguran
tanpa uang dijalanan kota Seattle.
Tidak pernah membayangkan kenyataan
setelah kesadaran dimabuki oleh pertemuan yang main-main dan biasa saja namun
emosional, pasca. Gaib, gaib sekali ketika orang-orang membicarakan aktivitas
universitas yang sama sekali tidak pantas untuk berada di podium mana dan nomor
berapapun karena tidak ada bedanya dengan kisah sinetron yang di skenario lalu
para artisnya mempromosikan dirinya sebagai aktor utama.
Ya, semuanya!! Geblek nomer satu di
dunia! = formalitas = kuliah = kelas = rubber plan= anything. Selaras seperti
bintang-bintang dilangit, benda menjadi cita-cita, televisi dan langit sama
saja. Manusia. . . .
Minggu, 25 Mei 2014
POST COLD WAR
Bahwa kita berbicara,dan meracik bumbu
kemanusiaan.
Sekarang aku bertanya, apakah kemanusiaan
adalah cerita dalam pasar malam dunia?
Kita benar-benar berada di dalam peta,
Dan sebagai manusia, permainan dunia menjadi
persoalan yang nyata.
Di dalam relativitas benar dan salah,
manusia-manusia sudah menjadi kolektor kebenaran yang dipaksa.
Tradisi adalah harta yang harus dijaga,
walaupun dengan cara memaksa
Nasionalisme seperti gigi yang terselipi
daging-daging budaya, dan membusuk
Dan menyakitkan
CIA mengatur lalu lintas di alam bawah sadar
manusia, lalu budaya berubah jadi petaka
Dan untuk yang kaya karenanya, selamat
berbahagia
Holywood membeli senjata, lalu menjualnya
lewat acara
Perang bisa direlokasi oleh Obama dan Osama,
begitu juga nyawa
Perang Proxy adalah kemajuan teknologi
terbesar Amerika dan Rusia,
Menciptakan robot-robot bersenjata bernama
manusia.
Dan mahasiswa, hahaha, sibuk dengan cinta ala
sinetron yang mengimitasi kisah-kisah telenovela dan drama bencong-bencong dari
korea
Anak-anak muda, menikmati kemapanan yang tidak
pernah gratis
Kata “individualis” menjadi pahala,
Apakah kita berdua masih percaya dengan cara
kita yang lama?
Ku yakin iya, dan kita memang tidak pernah
menjadi anti dari apa-apa.
Ekspansi berubah wujud menjadi hegemoni
Dan menyeleksi mana manusia yang bodoh dan
cerdas. Karena ini rahasia, maka mereka tak pernah menunjukkan hasilnya ke
depan wajah kita.
Indonesia hanyalah negara boneka, tanpa nyawa,
korban hegemoni pengusaha Amerika,
Negara dimana anak-anak mudanya tidak pernah
peduli dengan kegiatan-kegiatan ekonomis seperti yang terjadi di Papua
Anak mama dan anak papa yang seleranya hanya
sebatas gadget-gadget tercanggih dan musik-musik yang menghabisi musik itu sendiri lewat musisi-musisi
yang cuma bisa bergaya, mereka semua kelihatan bahagia.
Padahal kita berdua tahu, dimana mereka
sebenarnya,
Anak-anak muda yang terlalu cepat tua, tidak
pernah gelisah dan bercerita,
Anak-anak muda yang otaknya sudah di takar
oleh ilmuwan dari Amerika,
Sehingga selera mereka yang paling tinggi
hanyalah selangkangan dan cinta versi drama korea.
Tidak buta huruf tapi tidak suka membaca,
Bisa mendengar tapi tidak mengerti yang mereka
dengarkan nyanyian tentang apa
Bisa melihat tapi tidak sempat melihat
realitas yang nyata,
Punya otak tapi . . . . .
Gilaaaa gilaaaa...
Senin, 12 Mei 2014
Mimpi Setelah Tidur....
Aku turut di
bandara Adi Sucipto pukul 2 siang, lalu menunggu jemputan dari seorang teman.
Aku sampai dirumah kontrakan dan langsung membaringkan tubuh dikasur yang
spreinya masih kusut, sekusut pikiranku. Tertidur pulas.
Pukul 7 malam,
aku terbangun. Entah kenapa, aku jadi memikirkan diriku dan manusia-manusia
yang hidup di awal-awal era milenium. Masa kecilku adalah masa dimana
semangat-semangat generasi 90-an masih tersisa di awal-awal milenium. Abangku,
saudaraku yang tertua, setiap hari masih memutar lagu-lagu Red Hot Chili
Pappers, Nirvana, Oasis, R.E.M, dan band-band 90-an lainnya. Hubungan
pertemanannya belum mengenal handphone. Nongkrong, gitar-gitaran, ngeband,
adalah aktivitas mereka yang menurutku sangat menyenangkan. Oh ya, ada satu
lagi, MTV. Hehehe.
Sekitar 5 tahun
kemudian, milenium mulai menunjukkan maksud dan tujuannya. Teknologi-teknologi
modern bermunculan. Handphone, gadget, akses internet yang sangat mudah, masuk
ke dalam wilayah anak-anak muda yang belum siap menghadapi kemajuan zaman
seperti itu. Dan anak-anak muda tergilas karenanya.
Saat ini,
selepas dekade pertama era milenium, kemajuan teknologi semakin menggila.
Benda-benda bukti kemajuan teknologi bisa didapatkan dengan mudah karena
harganya begitu murah. Dan komunikasi, meskipun harganya murah, tetap saja
harus dibeli. Anak-anak muda tidak lebih dari sekedar konsumen.
Musik-musik yang
dulunya disiarkan oleh MTV, saat ini digantikan dengan siaran musik lokal yang
selalu menyesuaikan diri dengan selera masyarakat dan lipsing. Entah kenapa, aku tidak pernah suka dengan kenyataan ini.
Blur adalah band yang
sangat gelisah dengan pergantian abad beberapa tahun yang lalu. Barangkali,
keadaan seperti sekarang inilah yang sangat mereka khawatirkan, dan memang
sangat mengawatirkan. Modern life is
rubbish life!!
Dan anak-anak
muda yang berani-beraninya menuntut reformasi pada akhir dekade 90-an, tidak
pernah dan tidak mampu membaca fenomena tersebut.
Aku curiga bahwa
ada sesuatu yang sangat berkuasa didunia ini yang mampu mengatur
segala-galanya. Mereka mampu menyentuh segala segmen masyarakat, sampai pada
kelompok agamis fanatis yang mengaku-ngaku menentang Amerika Serikat namun
tetap saja rusuh sana-sini seperti kaum Jahiliyah yang diberantas oleh
Muhammad, nabi kesayangan mereka. Mereka, kaum agamis tersebut, adalah bodoh
dan tidak sadar karena mereka merusuhkan persoalan penyimpangan agama setelah
menonton berita-berita di televisi dan internet yang merupakan karya agung
Amerika Serikat, musuh mereka.
Sementara itu,
anak-anak muda di fasilitasi alat-alat komunikasi canggih yang harganya murah
sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengamati permasalahan dunia dan tidak
ada lagi komunikasi intensif di antara mereka.
Dunia
pendidikan-pun juga tidak jauh berbeda. Sistem belajar yang sebelumnya
menggunakan komunikasi verbal, lambat laun mulai dibuat praktis dengan
internet. Antara dosen dan mahasiswa tidak perlu lagi untuk bertatap muka.
Sekolah-sekolah berstandar internasional di bangun dimana-mana, entah benar
berstandar internasional atau berstandar Amerika tidak ada yang peduli.
Siapakah yang
menciptakan hegemoni ini?
Dan aku hidup
disini, aku merasa wajar dan bosan. Tidak ada anak-anak muda yang berpikiran
untuk menjadi sosok yang mendunia. Sementara itu, tidak ada yang patut disalah
atau dibenarkan karena memang bukan itu persoalannya.
Persoalannya
adalah kesadaran mengenai bagaimana dunia saat ini dan apa saja yang telah
dirubah oleh kemajuan zaman, yang menurutku perlu dibangun. Sebagai manusia,
sepertinya baik juga jika kita memelihara hal-hal yang sifatnya manusiawi agar
tidak digilas habis oleh teknologi.
Di luar rumah,
hujan turun secara tiba-tiba. Membawa kesepian yang mengurung manusia, dan
kamarku yang sangat gelap menambah kegelisahan. “Ningsih”, seperti hujan
diluar, nama itu tiba-tiba muncul dibenakku. Kesepian adalah pintunya, rindu adalah
pemberiannya, kesedihan adalah kenyataannya, dan ia semakin menjauh, menjauh,
dan menjauh. Namun belum menghilang......
Langganan:
Postingan (Atom)