Apakah dia yakin, bahwa dia benar-benar menghentikan aksi protesku?
Tidak. Dia salah. Dia justru membuatku tampak menghilang dari segala macam hiruk-pikuk dunia.
Tidak hanya menghilang. Dia juga memberikanku kekuasaan de facto yang tidak dapat dibantah karena hal yang kutunjukkan tidak pernah lepas dari kenyataan.
Sayangnya, semua orang berpikir mengenai hal yang sama, dengan semangat yang sama, dengan keberanian yang setara.
Pada kenyataannya, itu tidak cukup.
"Mengajarkan diri untuk melakukan pelanggaran adalah hal yang paling sulit di dunia ini," gumamnya.
Pelanggaran yang merugikan justru terjadi karena sifat melanggar yang tak pernah diajari. Sifat melanggar yang dungu.
Sudah berapa banyak pelanggaran yang kini menjadi norma? Sudah berapa lama sejak orang-orang tidak dilarang untuk percaya bahwa Bumi itu bulat?
Pelanggaran yang benar berasaskan logika dan hati nurani. Pelanggaran yang salah menuruti keinginan hawa nafsu, rasa takut, dan keterpurukan moral dan mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar